Presentase pasien bedah digestif indonesia malnutrisi cukup tinggi

Sebanyak 76 persen pasien bedah digestif di Indonesia mengalami malnutrisi sedang-berat. Angka ini terbilang tinggi dibandingkan beberapa negara di Asia lainnya.
Angka ini ditemukan dalam sebuah studi multinasional yang dilakukan Fresenius Kabi Indonesia bekerja sama dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Digestif Indonesia (IKABDI). Studi ini menyoroti praktik nutrisi pada pasien bedah di Asia.

Studi dilakukan di tujuh negara, di antaranya Indonesia, India, Korea Selatan, Filipina, Thailand, Taiwan, dan Vietnam.

Di Indonesia sendiri, sebanyak 38 pasien dari 9 rumah sakit diikutsertakan sebagai peserta studi. Pasien yang jadi partisipan studi harus memenuhi syarat antara lain, pasien dewasa dengan pemotongan gastrointestinal (saluran makan) mayor elektif (non-emergency), sudah ada malnutrisi atau memiliki risiko malnutrisi, dan akan menjalani operasi.

Hasilnya ditemukan sebanyak 76 persen pasien bedah digestif di Indonesia mengalami malnutrisi level sedang hingga berat.

"[Dari studi] 3 dari 4 pasien bedah yang akan operasi sudah mengalami gangguan nutrisi sedang sampai berat," kata peneliti studi sekaligus dokter spesialis bedah, Nurhayat Usman dalam konferensi pers bersama Fresenius Kabi Indonesia, Selasa (24/5).

Jika dibandingkan dengan negara-negara lain, kasus malnutrisi sedang-berat pada pasien bedah digestif di Indonesia terhitung lebih tinggi dengan angka 76 persen. Sementara negara lain 'hanya' sebanyak 50 persen.

Nurhayat mengatakan, temuan ini perlu menjadi perhatian para dokter yang menangani pasien bedah digestif. Pasalnya, malnutrisi akan berdampak pada proses pemulihan dan biaya perawatan pasca-tindakan.

"Nutrisi yang diberikan sebelum operasi bisa menurunkan risiko terjadinya komplikasi dan memperpendek lama rawat inap serta perawatan ICU," kata dia.
Menurut beberapa riset, lanjut dia, pasien yang menjalani operasi memerlukan kecukupan nutrisi guna memastikan pemulihan luka yang optimal dan mempertahankan fungsi kekebalan yang tepat.

Secara tidak langsung, pemenuhan nutrisi buat pasien akan memangkas biaya perawatan. Dalam riset yang diterbitkan pada 2012, pasien bedah yang kebutuhan nutrisinya terpenuhi menjalani rawat inap rata-rata 4,6 hari. Sedangkan pasien yang kekurangan nutrisi bisa dirawat hingga 6,9 hari.

Selain biaya perawatan bengkak, malnutrisi akan memicu komplikasi pada pasien. Salah satu komplikasi yang paling parah adalah kebocoran pada penyambungan saluran makan.

Untuk memperbaiki asupan nutrisi, perlu pemenuhan karbohidrat, lemak, dan protein. Ketiganya merupakan tiga unsur utama sumber kalori tubuh. Jumlah kebutuhan nutrisi pun berbeda pada tiap pasien.

Tubuh memerlukan 30 kkal (kilokalori) tiap satu kilogram bobot tubuh. Jika berat badan pasien 70 kilogram, maka kebutuhan kalorinya sebanyak 2.100 kkal.

"Inilah yang harus kita aware, perhatikan dalam memenuhi kebutuhan dasar harian pasien. Kalau datang kekurangan nutrisi, harus kita koreksi dengan perhitungan nilai kalori tadi," imbuhnya.

Sumber: https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20220524195638-255-800755/76-persen-pasien-bedah-digestif-di-indonesia-alami-malnutrisi.

Related Post

Tulis Komentar

Comments 0